Buku ini menceritakan tentang kisah istri tokoh dan isteri seorang Pahlawan, Hanya sekitar 10 menit bertemu Yulia Soeprapto, Karlinah memutuskan untuk pulang. Ia masih belum sepenuhnya mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Dalam hati ia hanya mencatat bahwa ada tiga pimpinan teras TNI-AD, yakni Jenderal TNI A.H. Nasution, Letjen TNI Ahmad Yani, dan Mayjen TNI R. Soeprapto, diminta menghadap Presiden Soekarno. Anehnya harus pagi- pagi dan dijemput oleh TNI Cakrabirawa. Buku ini memaparkan tentang hasil biopsy histologi Karlinah yang harus segera diambil tindakan prefentif, karena kehawatiran menyebar kemana-mana, penyakit atau kanker yang dianggap ganas ini harus segera dilakukan operasi, beliam merasa sok dan khawatir, sebagai seorang perempuan, yang harus dijag, maka harus di hilangkan, namun akhirnya dilakukan operasi berdasarkan refensi dari bapak Presiden. Ibu Karlinah sosok ibu dan kader perempuan dalam mengembangkan ilmu nya baik dalam kepemimpinan wanita, bisnis dan organisasi perempuan, kemandirian seorang perempuan akan terukur jika dia mampu melakukan kegiatan-kegiatan dengan cara terus mengembangkan dan berkolaborasi dengan kemandirian.